Follow Me @nilamodang

Friday 1 August 2014

apa yang disebut skripsi

19:32 0 Comments
mungkin memang saya belum pernah merasakan sakitnya ketika ditanyakan hal ini. sudah lulus kah? skripsi nya gimana? atau hal-hal lain yang dianggap lumrah ditanyakan oleh keluarga.

beberapa hari yang lalu saya bertemu dengan sepupu yang sepantaran dengan saya dan sama-sama mengambil bidang ilmu yang sama, akuntansi. dia berkata bahwa akuntansi itu susah karna susah ngerjain skripsinya.

lantas saya bingung. masih bisakah sesuatu dikatakan susah ketika kita berhasil menaklukkannya? saya kira jawaban nya tidak.

lalu kenapa skripsi dianggap susah? mungkin juga tidak bisa dikatakan susah, mungkin ada faktor-faktor lain yang menjadi penghambat penyelesaian skripsi. misalnya, dosen pembimbing, pengumpulan data, dan tingkat kemalasan.

1. dosen pembimbing
ketika permintaan mahasiswa dan penawaran dosen pembimbing tidak mencapai titik keseimbangan, disinilah masalah utama skripsi. toh yang mengetahui lebih banyak isu-isu mengenai bidang ilmu tentulah dosen sedangkan mahasiswa mengetahui secara pasti data yang akan dikumpulkan dan keadaan lapangan ketika skripsi sudah beranjak ke bab 4. 

lalu apa yang sebaiknya dilakukan? berdiskusi dengan dosen tersebut. mematahkan ego sang dosen. menjelaskan fakta yang sebenarnya. jika memang dosen masih tidak mendengarkan, temui terus hingga dosen tersebut luluh dan mengerti keadaan yang sebenarnya. jika diberi tantangan oleh dosen, terima. menurut pengalaman saya, jangan pernah sekali-kali menghindari dosen pembimbing karena akan memperlama pengerjaan skripsi.

pst, saking tak tahu dirinya saya, saya masih saja berani menemui dosen pembimbing ketika sang dosen sedang sibuk-sibuknya. tapi dengan kita yang menunjukkan kinerja yang baik bahkan untuk diri kita sendiri, maka dosen tersebut akan tergugah melihat kerja keras kita. dan ketika pengerjaan skripsi selesai, hubungan dengan dosen pembimbing masih akrab. bahkan, dosen pun akan memberikan proyek kepada kita. tau artinya apa kan? dosen tersebut percaya kepada kita :)

tapi tentu saja saran saya ini tidak bisa diterapkan untuk semua dosen pembimbing.

2. pengumpulan data
untuk teman-teman yang melaksanakan studi empiris, maka kesulitan akan terletak pada kenormalan data. ketika pengerjaan skripsi, saya mengalami beberapa kali revisi pengolahan data karena terdapatnya ketidaknormalan data dan banyaknya outliar data.

untuk yang melaksanakan studi kasus, menurut pandangan saya, usaha mereka lebih keras dibandingkan dengan teman-teman yang melaksanakan studi empiris. pengajuan proposal penelitian ke perusahaan lah, kuisioner lah, pengumpulan data lah, pengolahan data lah.

but, just believe, everything we do is worth it. percaya lah bahwa risk and return trade-offs ga hanya berlaku di kegiatan bisnis. tapi di kehidupan sehari-hari juga. bahwa setelah ada kesulitan akan timbul kemudahan.

3. tingkat kemalasan
ini sih faktor internal dan yakinlah cuma diri kita sendiri yang bisa ngehandle. saya orang nya pantang kalah, jadi ya step pengerjaan skripsi saya ga jauh beda sama teman-teman pintar saya di kampus. intinya, tentukan aja sih apa motivasi terbesar kenapa musti ngerjain skripsi. jawabannya buat saya cuma satu: orang tua.

dengan motivasi itu, saya bagi waktu antara kuliah dan pengerjaan skripsi. tugas kuliah yang amuk-amukan dan skripsi yang deadline nya tak ada batasannya untuk jangka pendek. alhamdulillah keduanya selesai dengan nilai yang memuaskan.

disamping itu, faktor yang menyebabkan kemalasan itu ya.... waktu main. hampir 4 bulan waktu saya dari pagi sampai sore saya habiskan di jurusan. nungguin dosen pembimbing, ngolah data ataupun cari referensi buat skripsi saya.

jadi percayalah, risk and return itu berlaku teman-teman.

***
saya pahami sifat dasar manusia itu suka menyalahkan atau mengambinghitamkan hal lain. susah mengakui kesalahan sendiri. saya pun begitu. tapi ya intinya balik lagi ke introspeksi diri. bahwa orang lain atau sesuatu juga ga bakal salah kalau penyebabnya bukan dari diri kita sendiri kan?

i share what i've done. i'm not judging guys ;)

Sunday 2 March 2014

Thesis and Bachelor Degree.

12:29 0 Comments
I'm telling you about how i can reached my bachelor degree.

August 2013
Searching for the right title for my thesis proposal.

September 2013
Submited my thesis proposal and i got my best thesis advisor. She really helped me on doing this holy thesis. Never imagine that i could finish my thesis in 3.5 months.

October 2013
My thesis advisor gave me a challenge to add a new variabel that never been done in research. It's hard a little because it couldn't fit on my research's object.

November 2013
I've finished my thesis over all. Waiting for some revision by my thesis advisor. I have some trouble on this month. I was on the bad step. I couldnt believe in anyone. Yes, anyone.

December 2013
I was doing great. I helped my boyfriend in his study. I finished my thesis and did seminar on December 24th.

January 2014
There's always a great reward from Allah when you're doing something seriously. I reached my bachelor degree on January 27th
When you want to reach something, you dream, and then you believe. Dont let yourself on laziness. Forget what people said about negative words about you. They dont know you that much. They dont know how hard the process was.

Things about thesis and bachelor degree:
1. I didnt hang out with my boyfriend since september. You have to choose what's your priority for sure. If you are good at balancing, then do what you wanna do. But, i was not. 
He was supporting me by sat next to me while i was doing it. He came to my house suprisingly.e listened to my dilemmas about thesis. It's more than enough.

2. Always doing thesis every weekend while you're studying for your college on weekdays. Never stop. Never let your mood ruin your thesis. Never.

3. The worst enemy for thesis is laziness. If you on it, remember that you want yourself to reach bachelor degree as soon as possible. Remember you want to make your parents proud of you.

4. Meet your thesis advisor every time you see her. Ask her everything about your thesis. If you're afraid to meet your thesis advisor, it will be take too much time to finish it.

Wednesday 29 January 2014

I'm no longer a college student. Now, i'm a jobless

06:14 0 Comments
Sudah 43 jam semenjak saya dinyatakan sebagai Sarjana Ekonomi melalui ujian komprehensif. Kalo ada yg nanya apa rasanya, sesungguhnya ga ada yang beda. Tapi kalo dipanggil pake sebutan SE, rasanya semua masih mimpi. Did i do it? Yes, i did :")

Masih seperti ujian komprehensif pertama, mental saya di banting" sama ketua tim penguji. Ga bohong kalo waktu berhadapan sama bapak itu air mata mau mengucur deras dan rasa dendam muncul lagi. Keluar ruangan masih nangis. Ngerasa bapaknya jahat karna nyalahin semua jawaban padahal pertanyaannya apa yang udah didiskusiin bareng-bareng selama persiapan kompre.

Ga beberapa menit setelah keluar ruangan, disaat curhat sama abang-abang lainnya sambil beruraikan air mata, saya dipanggil lagi sama dosen penguji yang lain. Kali ini disuruh barengan masuk sama bang angga. Bang angga lagi ditoilet, dan waktu keluar toilet, saya ngeliat matanya merah semacam habis nangis. Mungkin mental kami sama-sama dibanting di depan ketua tim penguji.

Jeng jengggg
Kami berdua masuk ruangan dengan tampang suram, disuruh duduk sebelah"an. Semua pertanyaan direview sama ketua tim. Demi Allah saya sudah pasrah bahkan saya sudah membatin "kalau harus wisuda Mei juga ga apa-apa". 

Pertama, bang angga dulu yang disebutin hasilnya. Bang angga lulus dengan nilai minimal. Kemudian, baru hasil saya. Ipk disangkut-sangkutin, memang ipk saya lebih tinggi dari bang angga dan bapak itu meminta pertanggungjawaban yang lebih besar. Tapi, setelah bapak lagi-lagi membanting mental saya, kemudia bapaknya bilang saya lulus dengan nilai minimal juga.

Hening. Saya tidak percaya saya lulus. Lulus dalam artian kata ada gelar Sarjana Ekonomi di belakang nama saya semenjak itu. Alhamdulillah. It feels wow at that time!!!

Dan sekarang saya masuk ke fase baru kehidupan. Menjadi pengangguran dan mulai mencari lapangan pekerjaan atau mencari beasiswa untuk melanjutkan kuliah.

Bukan krs lagi yang saya urus, tapi wisuda
Bukan strategi kuliah lagi yang saya pikirkan, tapi kehidupan berikutnya
Protected by Copyscape Duplicate Content Penalty Protection