Follow Me @nilamodang

Monday 16 July 2018

Your Value is Greater than Bridesmaid Hampers, Sahabat

11:14 0 Comments
Sebelum kita bahas tentang pros and cons bridesmaid hampers, yuk kita kulik dulu sejarahnya! Sejarahnya ini aku dapat di Wolipop. Artikelnya sudah aku copy-kan di bawah yaa

Menghadirkan bridesmaid atau pengiring pengantin wanita sudah menjadi tradisi dalam pernikahan. Kebiasaan tersebut juga banyak diadopsi tak sedikit pasangan di Indonesia. Umumnya para bridesmaid memakai baju dengan warna yang sama sehingga terlihat kompak saat hari bahagia sahabat atau keluarganya.

Tradisi tersebut ternyata memiliki sejarahnya sendiri. Adanya pengiring pengantin berasal dari era Romawi kuno ketika pesta perayaan pernikahan mulai populer. Kala itu, mereka tidak hanya diwajibkan untuk memakai busana serupa dengan sesama bridemaids namun juga sang pengantin.

Mereka hadir di altar dengan tampilan yang hampir serupa. Tujuannya kala itu bukan untuk memberikan dukungan untuk sahabat dan anggota keluarga terdekat. Para pengiring berpakaian sama tersebut ternyata dimaksudkan untuk menjadi umpan untuk mengusir setan.

Zaman dahulu ternyata para pengantin tidak hanya dipusingkan dengan biaya atau konsep pernikahan. Kedua mempelai juga harus mengkhawatirkan kedatangan roh-roh jahat di hari bahagia mereka. Untuk itu, pengiring pengantin pria dan wanita dihadirkan untuk mengusir setan dan kemarahan.

Demi keselamatan pasangan, mereka pun berbusana kompak. Dengan begitu, diharapkan roh-roh jahat akan bingung dengan waktu yang lama sehingga kedua mempelai bisa sampai mengucapkan janji pernikahan.

Ancaman kedatangan roh-roh jahat pun mulai luntur di era Victoria. Para pengiring pengatin pria dan wanita mulai melepaskan protokol dan mengalternatifkan busana dengan pengantin. Mereka juga sering berpakaian lebih rumit dari pada mempelai itu sendiri.


Dari artikel di atas, kita bisa ambil poin-poinnya nih.
1. Bridesmaid diwajibkan untuk memakai busana serupa dengan sesama bridesmaid, namun juga sang pengantin
sebagai orang minang, pastinya kita punya pride dong. biasanya nih, orang minang kalo resepsi pasti pake baju tradisional minang, walaupun sekarang sudah banyak yang memadukan tradisi dengan modern sih. biasanya juga untuk perempuan minang, ogah memakai pakaian berwarna merah serupa dengan pakaian saat resepsi. alasannya? once in a lifetime moment hehe

2. Mereka hadir di altar untuk mengiringi
biasanya nih, kalo pernikahan minang yang mengiringi itu the mamas and the papas serta sanak famili, bukan sahabat.

3. Mengkhawatirkan kehadiran roh-roh jahat
my readers agree that this statement only a myth, right?

sekarang kita bahas nih masalah bridesmaid hampers yang lagi jadi trend di indonesia...

aku pribadi baru tau ada trend semacam ini sejak tahun 2016. mungkin sebelumnya juga sudah ada, tapi karena teman-teman sebaya baru mulai banyak menikah di tahun tersebut, jadinya aku baru ngeh. pas awal-awal munculnya trend ini, jujur aku pun ingin jadi bridesmaid dan ingin di pernikahanku nanti teman-temanku (ga cuma bridesmaid tapi juga best man) juga menggunakan seragam yang aku berikan.

setelah bertunangan, aku mulai nge-list siapa aja nih yang bakal jadi bridesmaid dan bestman ku. totalnya ada sekitar dua puluhan orang. aku mulai cari referensi di instagram. kira-kira jenis kain apa yang akan aku jadikan bridesmaid dan bestman hampers.

waktu mama mulai ke pasar beli kain seragaman untuk keluarga inti, aku diam-diam juga mulai survey. kain jenis A harganya berapa, kain jenis B harganya berapa. aku mulai membayangkan bridesmaid ku harus pake gaun atau setelan yang lebih klasik dan bestman ku akan pake batik atau jas.

oke, kenapa diam-diam? karena kalo mama tau pasti aku diprotes. secara keluarga besarku memang besar banget. kenapa ga sepupu-sepupu aja yang dibeliin. kira-kira gitu omelan mama nantinya.

kemudian, ada beberapa hal yang membuat aku benar-benar ngebatalin bridesmaid dan bestman hampers, di antaranya:

1. muncul thread temen-temen yang udah keseringan jadi bridesmaid. mereka mempermasalahkan ongkos jahit seragam bridesmaid. hmmm, aku pernah jadi bridesmaid sekali dan ngeluarin duit 200.000 - 500.000 buat itu memang agak berat sih. kebayang ga kalo misalnya dalam sebulan, kita dapat lebih dari 2 seragam bridesmaid? beberapa kebutuhan dan keinginan kita untuk membeli sesuatu jadi tertunda karena ngerasa ga enak dengan bride-soon-to-be.

2. kepikiran sama omelan mama kalo tau aku beliin seragam buat teman-teman. ya, aku memang tipikal orang yang lebih mementingkan keluarga, meskipun quotes "teman adalah keluarga yang kamu pilih sendiri" bertebaran, aku tetap ga bisa nerima sepenuhnya.

3. orang yang ga deket nih, yang ga jadi kategori sahabat bagi aku, tiba-tiba dateng minta seragam. ini sih yang agak konyol. lo dateng kalo ada maunya aja, terus lo mengkategorikan diri lo sebagai sahabat? ini maksudnya gimana ya hehe

4. selera orang beda-beda sis. bisa jadi menurutku kain yang aku pilihkan udah yang paling bagus  dan sesuai dengan budgetku, tapi ternyata teman yang aku berikan kain itu ga suka. jadinya mereka terpaksa ngeupahin kainnya, terpaksa makenya, dan cuma kepake sekali terus ga tau deh nasib bajunya nanti gimana. kasian sis, udah bikin temen kesel, mubazir pula.

5. undangan yang aku cetak to be honest ada 750 undangan. lebih dari 700 itu undangan orang tuaku. sekitar 30 undangan sudah dijatahkan untuk teman kantor calon suamiku. makin hari, tambahan list undangan orang tua ada aja yang nambah. belum lagi undangan buat tamu adekku. kebayang kan berapa sisa undangan buat teman-temanku? sekitar 10 undangan buat rekan kerjaku, which is bapak-bapak dan ibu-ibu. selebihnya pasti teman sebayaku. dengan jumlah undanganku yang sedikit, rasanya ga adil buat teman-teman yang hadir tapi ga kebagian bridesmaid hampers. kebayang ga kalo mereka berkecil hati? kebayang ga kalo kita inginnya bersenang senang dan bersyukur di acara resepsi pernikahanku tapi ada yang kesel gara gara perkara seragaman?

lima poin utama itulah yang bikin aku ngebatalin beli seragam. mending aku diomongin temen deh ga ngasih seragaman daripada diomongin sepupu-sepupu. kebayang kan kalo dibilang "orang lain dikasih seragam, sodara sendiri ga dikasih"

setelah alasan pribadi yang aku beberkan di atas, it's okay kalo ada yang tidak setuju. namanya juga opini, kan? di sini aku cuma menegaskan bawah nilai para sahabat itu jauh lebih besar berkali-kali lipat dibandingkan bridesmaid hampers. iya, hampers itu memang jadi sebuah penghargaan ke sahabat. tapi balik lagi, walaupun niat bride-soon-to-be nya baik, tapi poin no. 4 bikin yang nerima ga ikhlas, niat kita tadi jatohnya gimana?

oya, dan satu lagi buat teman-teman. jangan berkecil hati. kalian tetap berharga kok buat aku. malah sebenarnya kalian sudah diringankan untuk tidak mengeluarkan upah jahit yang seyogyanya bisa kalian gunakan untuk keperluan lain. terus kalo ada yang nanya, kok ga diselipin aja duit upah jahit di bridesmaid hampersnya? ini jawabanku: aku bukan orang tajir melintir beb :(

masalah deklarasi aku tidak jadi memberikan hampers, menuai pro dan kontra kok. yang pro tentu saja yang udah keseringan jadi bridesmaid dan ngeluarin upah jahit, yang pernah kain yang di dapat ga sesuai seleranya, dan yang menganggap seragam bridesmaid bukan suatu hal yang krusial.

yang kontra? ada juga...
katanya "itu kan acara sekali seumur hidup, anak pertama pula.." justru karena sekali seumur hidup itu, mendingan kita sama-sama happy datang ke resepsi nikahanku, tidak ada yang iri, tidak ada yang kesel udah habis banyak.

ini juga yang bikin aku speechless sih...
belum ada kain yang sampai, belum ada juga alasan untuk berangkat

karena statement yang seperi itu, aku ingin berkali-kali menegaskan value dirimu sendiri dan persahabatan kita jauh lebih besar dari bridesmaid hampers atau sepotong kain. semua sahabat, semua bersenang-senang.
Protected by Copyscape Duplicate Content Penalty Protection