Follow Me @nilamodang

Wednesday 11 September 2013

Semuanya, untuk mereka.

Jika kamu bertanya apa motivasi aku untuk tetap menatap ke depan disaat-saat terpuruk, mereka jawabannya. Mereka tempat pulang yang nyaman. Tempat aku menjatuhkan air mata ketika semua tidak berpihak lagi kepadaku. Tempatku tertawa terpingkal-pingkal tanpa perlu merasa dibilang aneh. Semuanya tentram, aman, dan damai.

Mama. 
Seorang wanita muda yang dulu rela merasakan susah senangnya mengandung janin yang kini menjadi aku. Seorang wanita muda yang rela merasakan rasa sakit yang teramat sangat ketika aku meminta untuk menghirup udara dunia. Seorang wanita muda yang rela membagi waktunya untuk merawat dan membesarkanku dengan dunia kerjanya. Seorang wanita paruh baya yang kini sudah mulai wajahnya dihiasi keriput karena anaknya itu sudah menginjak usia 20 tahun. Seorang wanita paruh baya yang hangat pelukannya tak ada tandingannya di dunia ini. Mama, malaikatku.

Papi.
Seorang pria yang beruntung karena telah mempersunting mama untuk menjadikannya pasangan hidupnya hingga maut memisahkan. Seorang pria yang rela membanting tulang untuk kami, keluarganya. Seorang pria  yang tidak banyak bicara dan tidak terlalu banyak tawa di wajahnya. Seorang pria yang selalu menjagaku dan adikku tanpa kami ketahui secara langsung. Seorang pria yang tak pernah bisa berkata tidak untuk permintaan bidadari-bidadarinya ini. Seorang pria yang petuah-petuahnya selalu benar. Seorang pria yang selalu menjadi 'pacar' terbaikku. Papi, pahlawanku.

Iya, adikku.
Seseorang yang dulu kehadirannya ku nanti. Seseorang yang telah lebih banyak merasakan pahitnya kehidupan daripada aku. Kata mama, aku tak ingin beranjak dari rumah sakit tempat adikku dilahirkan karena aku ingin selalu berada di sampingnya. Seseorang yang menjadi teman bermain. Seseorang yang selalu suka 'ngajak ribut'. Seseorang yang sering aku usili. Seseorang yang kini beranjak dewasa dan sudah bisa diandalkan untuk menjadi sahabat yang baik. Adikku, lawan terberatku dalam berargumen.

Mereka pelengkapku. Mereka tempatku mengadu. Dan mereka alasan aku untuk meraih pencapaian-pencapaian yang telah aku raih. Mereka alasan pertama kenapa aku ingin segera menyelesaikan studi di bangku perkuliahan. Mereka alasan kenapa aku ingin segera bekerja. Mereka alasan kenapa semua mimpi-mimpi itu harus segera aku wujudkan.

Teruntuk mama, papi, dan iya, usaha ini untuk kalian. Sesuatu yang bernama skripsi yang menjadi salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi.

6 comments:

  1. Duh kok tiba-tiba ada air di pipi :"

    ReplyDelete
  2. So sweet.. bener2 tulus. Skripsinya udah kelar kan yah? Sekali lagi, keren ^_^

    ReplyDelete
  3. So sweet... Keluarga memang tempat paling dirindukan!

    ReplyDelete
  4. Makasih untuk apresiasi tulisan aku :"
    Skripsinya masih di progres awal, baru ngerasain mahasiswa tahun akhir soalnya hehe doain segera wisuda yaa 🙏

    ReplyDelete
  5. Postingannya pas banget sama suasana hati hari ini,
    kalimat pembuanya menginspirasi
    "Motivasi untuk tetap melihat ke depan disaat2 terpuruk, mereka jawabannya"

    ReplyDelete
  6. Hihi terimakasiiih. Semoga menginspirasi :)

    ReplyDelete

Protected by Copyscape Duplicate Content Penalty Protection