Follow Me @nilamodang

Showing posts with label sinopsis. Show all posts
Showing posts with label sinopsis. Show all posts

Sunday, 13 January 2013

daun yang jatuh tak pernah membenci angin

11:01 0 Comments
aku bukan daun! dan aku tak pernah mau menjadi daun! aku tak pernah menginginkan perasaan ini, kan? dia datang begitu saja. menelusuk hatiku. tumbuh pelan-pelan seperti kecambah disiram hujan. aku sungguh tidak pernah menginginkan semua perasaan ini.

aku akan terbang seperti sehelai daun. meski hati terasa perih..


hidup harus terus berlanjut, dalam bentuk apapun.

jelas lebih baik membangun tembok penghalang hingga semuanya selesai sendirinya dengan baik.

orang-orang yang sedang jatuh cinta memang cenderung menghubungkan satu dan hal lainnya. mencari-cari penjelasan yang membuat hatinya senang. tetapi aku sudah memutuskan untuk memilah mana simpul yang nyata serta mana simpul yang hanya berasal dari ego mimpiku.

kebaikan merambat tanpa mengenal batas. bagai garpu tala yang beresonansi, kebaikan menyebar dengan cepat.

bahwa hidup harus menerima… penerimaan yang indah. bahwa hidup harus mengerti… pengertian yang benar. bahwa hidup harus memahami… pemahaman yang tulus. tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, dan pemahaman itu datang. tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan.

tak ada yang perlu disesali. tak ada yang perlu ditakuti. biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. biarkan angin merengkuhnya, membawanya pergi entah ke mana. dan kami akan mengerti, kami akan memahami… dan kami akan menerima.

ada banyak kebaikan yang justru berbalik menikam, menyakitkan pemberinya.

orang yang memendam perasaan sering kali terjebak oleh hatinya sendiri. sibuk merangkai semua kejadian di sekitarnya untuk membenarkan hatinya berharap. sibuk menghubungkan banyak hal agar hatinya senang menimbun mimpi. sehingga suatu ketika dia tidak tahu lagi mana simpul yang nyata dan mana simpul yang dusta.

kau membunuh setiap pucuk perasaan itu. tumbuh satu langsung kau pangkas. bersemai satu langsung kau injak. menyeruak satu langsung kau cabut tanpa ampun. kau tak pernah memberikan kesempatan. karena itu tak mungkin bagimu? kau malu mengakuinya walau sedang sendiri.

dan tunas-tunas perasaanmu tak bisa kau pangkas lagi. semakin kau tikam, dia tumbuh dua kali lipatnya. semakin kau injak, helai daun barunya semakin banyak.

dan kau bahkan memutuskan untuk menyiram mati hingga ke akar-akarnya perasaan itu. membakarnya.

aku mencintainya karena perasaan itu muncul begitu saja, bukan karena hendak membalas semua budi baiknya.

cinta tak harus memiliki. tak ada yang sempurna dalam kehidupan ini. dia memang amat sempurna. tabiatnya, kebaikannya, semuanya. tetapi dia tidak sempurna.      

Tuesday, 8 January 2013

kau, aku, dan sepucuk angpau merah

20:05 0 Comments
"kau tahu jumlah penduduk bumi saat ini?" pak tua yang sudah puas tertawa, meluruskan kaki, bertanya sambil menatapku santai.

aku tidak peduli statistik, aku masih sebal soal kejadian tadi pagi, dan lebih sebal lagi pak tua justru tertawa mendengarnya. aku malas menjawab, menatap sungai kapuas, kerlap-kerlip lampu perahu membuat permukaan sungai mengilat. malam yang elok.

"tujuh miliar, borno," pak tua menjawab sendiri. "lantas, coba kaubayangkan, setiap hari ada berapa orang yang jatuh cinta dan patah hati? pak tua mengangkat tangan, seperti anak kecil, asyik berhitung dengan jari-jemari. "menurut orang tua ini, setidaknya setiap detik ada tiga orang yang jatuh cinta. tiga orang pula yang patah hati. dengan demikian, satu jam berarti ada sepuluh ribu, satu hari berarti dua ratus ribu pasangan yang jatuh cinta dan patah hati.

aku menoleh, mulai tertarik.

"bukan main, borno. karena kau bisa jatuh hati serta patah hati berkali-kali, tidak macam mati atau lahir yang cuma sekali seumur hidup, jangan-jangan angkanya lebih banyak lagi. jangan-jangan setiap hari ada seperempat juta manusia yang jatuh cinta sekaligus patah hati. kaubayangkan, banyak sekali. ramai sudah langit-langit bumi dengan kalimat 'aku cinta kau' atau 'aku sayang kau' atau sebaliknya 'cukup sampai di sini, kita berpisah'. seperempat juta manusia setiap hari, borno. bayangkan."

aku menatap pak tua. belum mengerti.

"itulah kenapa kubilang kelakuan andi yang menipu kau tadi pagi adalah tips hebat untuk orang-orang gundah gulana macam kau sekaligus membuktikan dia adalah teman terbaik kau. camkan ini, borno. banyak sekali yang jatuh cinta lantas sibuk dengan dunia barunya itu. sibuk sekali, sampai lupa keluarga sendiri, teman sendiri. padahal, siapalah orang yang tiba-tiba mengisi hidup kita itu? kebanyakan orang asing, orang baru. mei misalnya, baru kau kenal setahun kurang. sedangkan andi? kau kenal dia sejak bayi, satu ayunan. apa yang telah dilakukan mei buat kau? apa yang tidak dilakukan andi? apa mei pernah menyelamatkan kau yang hampir tenggelam di kapuas?"

aku terdiam, menelan ludah. waktu kanak-kanank, andi memang pernah menarik rambutku, berusaha menyelamatkanku yang pingsan terhantam ujung perahu.

"kau lupa, borno. kalau hati kau sedang banyak pikiran, gelisah, kau selalu punya teman dekat. mereka bisa jadi penghiburan, bukan sebaliknya tambah kauabaikan. nah, itulah tips terhebatnya. habiskan masa-masa sulit kau dengan teman terbaik, maka semua akan lebih ringan. ah, andi hebat sekali mengerjai kau hari ini. kau marah padanya? buat apa? dia justru membuktikan hanya teman terbaiklah yang nekat melakukan itu. dia percaya kau tidak akan bisa benar-benar marah padanya. bukan begitu?"

aku masih bersungut-sungut, tertunduk.


***

my favorite quotes:

Cinta sejati selalu menemukan jalan, Borno. Ada saja kebetulan, nasib, takdir, atau apalah sebutannya. Tapi sayangnya, orang-orang yang mengaku sedang dirundung cinta justru sebaliknya, selalu memaksakan jalan cerita, khawatir, cemas, serta berbagai perangai norak lainnya. Tidak usahlah kau gulana, wajah kusut. Jika berjodoh, Tuhan sendiri yang akan memberikan jalan baiknya. Kebetulan yang menakjubkan.

Kau tanya sendirilah. Ah, sakit perasaan memang kadang bisa membuat badan ikut sakit. Menghela napas terasa berat, menjalankan sepit terasa suram, sepi di tengah keramaian, dan sebaliknya ramai di tengah kesepian. Duhai, hati yang memendam rindu.

Segera tutup pintu hati kau, jangan biarkan perasaan itu menyelinap masuk. — Tidak bisa, aku tidak bisa melakukannya. Separuh hatiku kuyu mengakui, bagaimanalah aku mengusirnya jauh-jauh? Perasaan itu mekar begitu saja di hati, tidak kusemai bibitnya.

Jangan sekali-kali kaubiarkan prasangka jelek, negatif, buruk, apalah namanya itu muncul di hati kau. Dalam urusan ini, selalu berprasangka positif. Selalulah berharap yang terbaik. Karena dengan berprasangka baik saja hati kau masih sering ketar-ketir memendam duga, menyusun harap, apalagi dengan prasangka negatif, tambah kusut lagi perasaan kau. Aku tahu kau kecewa, Borno, tapi jangan biarkan menganga dalam. Esok lusa boleh jadi ada penjelasan yang lebih baik. Bersabarlah. Kau paham?

Mei terus menolak menjelaskan. Dia terus menolak. Bahkan aku cemas, dia malah memutuskan pergi dari sini. Itu berarti sudah saatnya kau memulai kesempatan baru. Percayalah, jika Mei memang cinta sejati kau, mau semenyakitkan apa pun, mau seberapa sulit liku yang harus kalian lalui, dia tetap akan bersama kau kelak, suatu saat nanti. Langit selalu punya skenario terbaik. Saat itu belum terjadi, bersabarlah. Isi hari-hari dengan kesempatan baru. lanjutkan hidup dengan segenap perasaan riang.   

jangan diburu-buru, atau kau akan merusak jalan ceritanya sendiri.

ikuti saja jalan ceritanya, jangan dipaksakan.

Kebetulan, takdir, atau apalah menyebutnya itu bisa terjadi kapan saja jika Tuhan menghendaki.

RECOMMENDED!!!

terkesan semuanya melulu tentang perihal cinta. tapi percayalah, setiap kutipan adalah bagaimana cara yang akan menambah sudut pandangku untuk menjalani hidup. yang penting, jalani saja hidup sebagaimana mestinya. ikuti alurnya, jangan dipaksakan, jangan diburu-buru, semua hal pasti punya porsi waktu yang telah ditentukan Tuhan. daaaaan... jangan lupa usaha :)

thanks for borrowing me this, din!  
Protected by Copyscape Duplicate Content Penalty Protection