Follow Me @nilamodang

Showing posts with label poem. Show all posts
Showing posts with label poem. Show all posts

Thursday, 13 July 2017

09:54 0 Comments
tujuannya memang hanya 100 meter
ujungnya terlihat jelas di depan mata
tak salah jika ia menggebu untuk mencapai finish
hasratnya tak sabar ingin merasa apa yang ada di sana
di garis finish, tenaga terkuras
tapi ia puas

berbeda jika tujuannya berjuta kilometer di depan
tak terlihat ujungnya
yang ia tahu, pelan, pelan, pelan, asal sampai tujuan
penat datang, jenuh hinggap
batin mengeluh saking jauhnya
jika ia menyerah, bagaimana?



Padang, 13 Juli 2017

Monday, 25 February 2013

-

19:28 0 Comments
walaupun bibir ini terus merintih
aku akan terus berdiri ringkih
dengan langkah tertatih
hingga aku biarkan semua layaknya piutang tak tertagih

kau akan terus berdiri angkuh
seakan kau tak pernah mengenal aku
walaupun maksudku tak buruk
tapi kau akan terus begitu

Thursday, 27 December 2012

terlambat

21:44 0 Comments
kita berada di tengah hiruk pikuk
aku terduduk di sampingmu, berusaha acuh
tapi suara itu menggema mengusikku
aku diam membeku, tak berani bersuara
perlahan aku memberanikan diri menoleh kepadamu
namun kau berpaling
hatiku lebur dan lepuh
aku terlambat, kau telah pergi

Saturday, 24 November 2012

rainy rainy friday~

08:37 0 Comments
hujan tak pernah setenang ini
aku duduk manis menatapnya,
tersenyum ditampar rintiknya
memeluk erat diri yang diterpa dingin suasana

kau tak pernah tau betapa aku suka hujan
suara air yang terjun dari langit luas menerpa daratan
aroma hujan yang bercampur dengan tanah
dedaunan menari indah mengikuti irama angin
dinginnya suasana membuat tabiatku keluar
memeluk dan dipeluk, erat dan hangat

kau pasti tak pernah tau betapa aku menyukainya
kedamaian dibalik bisingnya suara
suka cita melawan arus waktu
merunduk, merapat, menghangatkan

langit bernyanyi, aku ikut bernyanyi
instrumen indah alam membuatku masuk ke ruang hampa
tanpa kusadari, aku terhanyut, terlelap,
dan tak kembali

Tuesday, 28 August 2012

Gerimis, Juni, dan Kita

07:56 1 Comments
awan kelabu menyelimuti langit yang juga ikut-ikutan kelabu.
perlahan, air langit turun membasahi bumi
senja mulai menyapa, menuruti panggilan masa
bintang mulai datang menemani sang bulan
namun awan tebal terlalu jahat untuk menunjukkan kisah mereka

Tumblr_m989ddp4fu1rocusdo1_500_large 

gerimis malam itu menemani langkahku dan temanku di awal bulan Juni
ku cepatkan langkahku agar bisa segera bertemu dengannya
secercah semangat datang menyinariku
membuatku ingin segera melawan arus waktu

gerimis mungkin menangis haru melihat pengorbananku
melihat langkahku yang sempat tersasar di jalanan cisitu
merasakan kelembaban jilbab karena keringatku
dan hangatnya jaket tak lagi mampu memelukku

wajahku menyimpulkan senyum bahagia tiap ku ingat dia
entah sudah berapa lama sosok itu tak terlihat di depan mata
dan saat itu aku siap mengulanginya lagi, berdiri di sampingnya
merasakan dunia berhenti berputar dan hanya milik berdua

aku berdiri kaku di sudut jalan
termenung dengan reaksiku yang sebentar lagi akan bertemu
senyum bahagia sulit bersembunyi dari wajah
sedangkan gerimis masih setia menemani malam di awal Juni

Gerimis, Juni, dan Kita
mungkin itu kenangan terakhir yang aku punya tentangnya
tentang cinta yang mulai lapuk tertaut jarak
tentang cinta yang perlahan hilang dimakan waktu
tentang cinta yang masih diselimuti janji

Gerimis, Juni, dan Kita
langit malam di awal Juni mungkin menangisi keadaan kita kini
langit malam di awal Juni menjadi sahabat terakhir kita bersama
langit malam di awal Juni menyimpan memori bahagia kita
langit malam di awal Juni bisikkan kepadanya
aku mencintainya....

Friday, 22 June 2012

pohon sendiri

17:53 0 Comments
selayaknya pohon yang kau tinggalkan untuk tumbuh dan berkembang
tak memberinya pupuk atau menyiraminya dengan rutin
kau pergi entah kemana
membiarkannya hidup sendiri dan berjanji untuk mengurusinya setahun lagi


kering, gersang, tak subur
lama-lama dia menciut menantang ajalnya
membiarkan waktu merenggut nafasnya
bertemankan parasit rindu yang menyiksa
bersahabat dengan senyum kepalsuan di bibir merahnya

Wednesday, 14 March 2012

Klise Rindu

15:17 0 Comments
kenalkan kepadaku
sosok hangat yang dulu
karna sekarang yang di depanku
bukanlah kamu yang ramah kepadaku

biarkan rindu ini membelenggu
seiring dengan berjalannya waktu
mungkin suatu saat aku akan mampu
berjalan sendiri sesuai dengan keputusanmu

di sini aku tertawa dan menari
seiring dengan alunan melodi
yang seakan-akan membuatku bukan menjadi diri sendiri
sampai kau sadar diri

ku eja kata rindu ini
menjadi deretan kata-kata
yang masih menyesakkan hati
yang menggulirkan tetesan air mata

hatiku bergemuruh hancur
saat skenario diri tak kunjung berakhir
mungkin hanya mimpi pengantar tidur
yang tak akan ada akhir


Protected by Copyscape Duplicate Content Penalty Protection