Follow Me @nilamodang

Thursday 26 April 2012

Dia dan Bintang

Matanya menatapku nanar, seakan-akan ada kesedihan yang dia tutupi tapi tetap berusaha keras untuk tersenyum. Ya, dia mengubur rapat kenangan masa lalunya dengan senyuman yang tersungging itu. Dia terlihat senang dengan kehadiranku dan tak berhentinya merangkul tanganku. Ada saja yang dia bicarakan. Entah itu tentang cerita awal dari semua masa depannya atau gerbang masa depan yang akan dia tuju. Sekali dua kali dia tertawa mendengarkan omonganku yang terkesan kurang berbobot. Tapi dia senang, terlihat dari tatapan teduhnya.

Aku datang dari kehidupan masa lalunya. Bukan aku tokoh utamanya. Aku hanya sekedar figuran pelengkap cerita. Mungkin kalau aku jadi dia, aku tak akan pernah mau untuk menemuiku. Setidaknya aku menghindar agar luka lama itu tak mencuat lagi ke permukaan. Tapi aku tau dia berbeda. Dia gadis yang hidup dengan segala kerendahan hati.

Dia terlihat cantik hari ini. Dandanannya bak ratu. Ya, hari ini mau tak mau, suka tak suka dia harus menjadi ratu. Setidaknya untuk dia sendiri. Bahkan dandanannya menunjukkan kesederhanaan yang ada pada dirinya. Bagiku, dia tetap yang paling cantik diantara para ratu disana.

Aku senang mendengarkan orang-orang bercerita tentang hidupnya, tak terkecuali dia. Senyum tak lepas dari wajahnya setiap dia bercerita. Tak secuil pun dia bertanya tentang masa lalunya dan aku juga tak ingat bahwa masa lalunya ada di sekitarku. Kami hanya menikmati waktu yang kita punya. Aku menganggap dia sebagai seorang adik dan dia menganggapku sebagai seorang kakak.

Andai saja masa lalunya itu masih menjadi masa sekarangnya. Aku tau, semakin beruntun doa yang aku panjatkan, semakin kagum diriku melihat mereka. Namun kini, aku masih mengucap lirih doa itu. Karna ku yakin, masa lalunya masih ingin menjadi bintang di masa depannya. Setidaknya itu yang benar-benar aku harapkan.

No comments:

Post a Comment

Protected by Copyscape Duplicate Content Penalty Protection